Jumat, 02 Mei 2014



Mahkota Dewa Untuk Berbagai Macam Penyakit

Mahkota Dewa (Phaleriamacrocarpa/Phaleria papuana) merupakan tanaman yang habitat alamnya berasal dari Papua (Irian Jaya). Sebutan atau nama lain untuk Mahkota dewa cukup banyak. Ada yang menyebutnya Pusaka dewa, Derajat, Mahkota Ratu, Mahkota Raja, Trimahkota. Di Jawa Tengah, orang menyebutnya dengan nama makuto dewo, makuto rojo, atau makuto ratu. Orang Banten menyebutnya raja obat. Nama ini diberikan karena pohon ini mampu mengobati aneka penyakit. Sementara itu, orang Cina lebih suka menyebutnya pau atauShianThnoyang berarti obat pusaka. Tidaklah mengejutkan jika beberapa orang pun meng-Inggris-kan namanya menjadi The Crown of GOD.
Mahkota Dewa adalah tanaman aperduk yang bisa mencapai ketinggian lima meter. Ia dapat tumbuh dari ketinggian 10 m dpl (diatas permukaan laut) hingga 1.200 m dpl.Bahan yang dapat dimanfaatkan untuk obat dari tanaman mahkota dewa adalah daging buahnya. Buahnya berwarna merah bila sudah matang. Ukurannya bervariasi mulai dari sebesar bola ping-pong sampai buah apel. Semakin tua warna buah semakin gelap, daging buahnya berwarna putih rasanya sepet.
Padahal buah mahkota dewa itu sangatlah beracun apabila tidak diolah terlebih dahulu. Buah yang dipanen adalah yang sudah benar-benar matang, sehat dan tidak terkena penyakit. Cirinya tampak segar, tidak ada cacat sedikitpun dan warnanya merah marun.
Buah yang baik dibersihkan dengan air lalu jemur. Untuk mempercepat pengeringan, buah diiris tipis-tipis terlebih dahulu. Sebaiknya dengan pisau anti karat. Pengeringan dilakukan selama 3-4 hari. Setelah kering, disangrai selama 5 menit diatas api kecil untuk menghilangkan bakteri, sehingga aman untuk digunakan.
Kandungan senyawa kimia yang terdapat pada buah mahkota dewa terdiri dari golongan alkanoid, tanin, flavonoid, fenol, saponin, lignan. minyak aisri dan sterol. Senyawa lignan baru yang terdapat dalam daging buah mahkota dewa berfungsi sebagai anti kanker dan antioksidan. Buah mahkota dewa ini memiliki Efekfarmakologi: anti tumor, anti disentri, anti insekta, mengobati eksim, hepatotoksik dan anti bodi.
Seorang ahli farmakologi dari Fakultas Kedokteran UGM, dr. Regina Sumastuti, berhasil membuktikan bahwa mahkota dewa mengandung zat antihistamin. Zat ini merupakan penangkal alergi. Dengan begitu, dari sudut pandang ilmiah, mahkota dewa bisa menyembuhkan aneka penyakit alergi yang disebabkan histamin, seperti biduren, gatal-gatal, selesma, dan sesak napas. Penelitian dr. Regina juga membuktikan bahwa mahkota dewa mampu berperan seperti oxytosin atau sintosinon yang dapat memacu kerja otot rahim sehingga persalinan berlangsung lebih lancar.
Dra. Lucie Widowati dari Puslitbang Farmasi dan Obat Tradisional Depertemen Kesehatan.“Saya meneliti Mahkota Dewa dari tahun 2003,”ujar Lucie. Hasilnya menunjukkan, biji mahkota dewa sangat toksik. Sementara buahnya tidak. Lucie juga menyimpulkan zat dalam buah mahkota dewa meliputi alkaloid, tanin, saponin, flavonoid, polifenol.

Dalam abstraksi laporannya, Lucie menyebutkan buah Mahkota Dewa bersifat sitotoksik terhadap sel kanker rahim (sel HeLa) dan sel leukemia. Menurunkan kadar gula darah, menurunkan asam urat. Bersifat antioksidan sebagai scavenger radikal bebas. Juga menurunkan kadar asam urat.
Sementara itu menururt hasil penelitian Dra. Vivi Lisdawati Msi,Apt dari FMIPA Universitas Indonesia, membuktikan bahwa kandungan senyawa kimia golongan alkaloid, terpenoid, lignin (polifenol), flavanoid dan juga senyawa resin dalam mahkota dewa adalah golongan senyawa kimia yang berkaitan dengan aktivitas anti kanker dan antioksidan. Namun demikian, menurut Dra. Vivi Lisdawati Msi,Apt, berdasarkan hasil pengujian ekstrak mahkota dewa memiliki toksisitas yang sangat tinggi sehingga pemanfaatannya sebagai obat tradisional harus dengan takaran yang sangat berhati-hati.

0 komentar:

Posting Komentar

berilah komentar yang cerdas, jangan mencantumkan link hidup (bikin berat brooo,....)