Sabtu, 26 April 2014

SINGA BARONG KERIS PETINGGI KARATON

Pada masa Sultan Agung, keris singa barong di berikan kepada para panglima perang Mataram yang telah berjasa dalam peperangan. Demikian menurut salah satu keturunan dari trah Hamengkubuwono II, Eko Supriyono yang melestarikan dan masih aktif dalam pembuatan keris di kediamannya daerah Taman Siswa, Yogyakarta.Keris singa barong mempunyai bentuk yang unik, karena pada bagian bawah keris atau bagian gandik terdapat bentuk singa yang mengartikan sifat kewibawaan. Pada mulut singa yang menganga terdapat butiran emas yang dimaksudkan untuk meredam penampilan dan sifat galak dari singa tersebut Hampir tidak pernah dijumpai adanya keris dapur singa barong yang tidak memakai sumpalan di mulutnya.

Dapur Singa Barong lambang kekuasaan dan ketegasan bagi raja, patih d a n senapati. Bagian gandik diukir dengan bentuk miniatur singa sedang berjongkok dengan mulut menganga. Bentuk singa ini menyerupai kilin, yaitu arca binatang mitologi penunggu gerbang dari kebudayaan China. Kilin ini banyak dijumpai di bangunan klenteng. Dapur Singa Barong juga biasa disebut dengan dapur Naga Singa. Bilahnya ada yang berluk sembilan, tiga, lima, tujuh, sebelas bahkan ada pula yang merupakan keris lurus. Itulah sebabnya penyebutan nama dapur keris Singa Barong sebaiknya juga menyebutkan jumlah luknya.

Dalam sebuah versi tentang Perang Bubat dikisahkan, Putri Dyah Pitaloka tidak bunuh diri, melainkan ikut bertempur, bahkan berduel dengan Mahapatih Gajah Mada.Sang putri menghunus Keris Sanga Barong berluk 13 yang merupakan keris leluhur Pasundan peninggalan pendiri kerajaan Tarumanegara, yang bernama, Prabu Jayasinga Warman. Meskipun akhirnya gugur, Sang Putri berhasil melukai tubuh Gajah Mada dengan keris tersebut. Akibat luka itu, Gajah Mada menderita sakit yang tidak bisa disembuhkan, dan akhirnya meninggal. Dalam versi lain yang lebih populer, Gajah Mada tidak pernah mati, tetapi patih sakti tersebut muksa, menghilang ke alam kelanggengan tanpa meninggalkan raga. Menutup perbincangan, lebih lanjut, Pak Eko (sapaan akrabnya, red) menjelaskan, di dalam sebuah keris terdapat begitu banyak makna filosofisnya, proses pembuatannyapun cukup membutuhkan waktu yang lama. Untuk memperoleh inti besi harus mengalami proses penempaan dengan temperatur tinggi. Bagian-bagian yang bukan inti besi akan terbuang menjadi abu, hingga kalau ditempa tidak akan mengeluarkan percikan bunga api.

Pamor adalah besi berlipat yang ditempelkan pada keris, sehingga membentuk warna dan gambar pada permukaan keris, biasanya terbuat dari batu meteor yang memiliki kandungan nikel yang bagus. Pamor Singa Barong memiliki pamor pedaringan kebak. Pedaringan adalah tempat penyimpanan padi yang biasa terdapat di rumah adat jawa yang berada di tengah.Sedangkan kebak berarti penuh, yang secara keseluruhan memiliki pengertian rezeki atau tidak kekurangan pangan.Warongko dengan model gayaman yogyakarta, terbuat dari kayu cendana wangi yang berfungsi sebagai pewangi keris itu sendiri. Sependhok motif bunton dengan tatahan semen gurdo, yang terdapat pada permukaan warongko keris. Pada tangkai keris dengan bentuk taman banaran yang terbuat dari kayu kemuning. Mendak dengan motif kendit,mendak adalah cincin yang melingkar di tangkai keris. Kalau pada keris singa barong mendak motif kendit terbuat dari bahan perak dengan sepuhan emas.

0 komentar:

Posting Komentar

berilah komentar yang cerdas, jangan mencantumkan link hidup (bikin berat brooo,....)