Rabu, 10 Oktober 2012Jogja Mengukir Sejarah baru
Sri
Sultan Hamengku Buwono X dan Sri Paduka Paku Alam IX telah dilantik
oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai gubernur dan wakil
gubernur (wagub) DIY masa jabatan 2012-2017 di Istana Kepresidenan
Gedung Agung Yogyakarta, Rabu 10 Oktober 2012. Banyak warga Jogja
menyambut momentum awal pelaksanaan Undang-undang Keistimewaan (UUK) DIY
tersebut. Melalui Keppres Nomor 87 tahun 2012, Presiden SBY melantik
Sultan Hamengku Buwono X dan Pakualam IX sebagai Gubernur dan Wakil
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta untuk masa bakti 2012-2017. Keppres
tersebut merujuk pada Undang-undang Nomor13 tahun 2012 tentang
Keistimewaan DIY. Presiden SBY dalam amanatnya, memberikan perhatian
besar atas keistimewaan DIY sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan
dari negara. Undang - undang tersebut sebagai pengakuan atas status
keistimewaan Yogyakarta secara lebih jelas, lebih formal, dan lebih
utuh. Pelantikan itu merupakan momentum untuk semakin meneguhkan kembali
cita-cita keistimewaan pasca disahkannya UUK DIY setelah melalui
perjalanan dan perjuangan yang cukup panjang. Sebagian besar warga Jogja
berharap momentum tersebut dapat membawa Yogyakarta ke arah yang lebih
baik dan rakyatnya lebih sejahtera. Sementara itu, putri sulung Sultan,
Gusti Pembayun mengatakan masyarakat DIY diharapkan dapat ikut
memberikan masukan dan dukungan terhadap pemerintahan agar berjalan
baik, demi terwujudnya DIY yang lebih baik dan sejahtera di masa depan.
Demikianlah, hari Rabu pahing, tanggal 10 Oktober 2012 memang tiba-tiba
menjelma menjadi tanggal yang bersejarah bagi masyarakat Yogyakarta.
Pada hari dan tanggal tersebut telah terlaksana dengan khidmat sebuah
momentum penting, Pelantikan Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai
Gubernur dan Sri Paduka Paku Alam IX sebagai Wakil Gubernur Daerah
Istimewa Yogyakarta. Warga Jogjapun menyambut dengan senang seraya
menaruh harapan besar akan kehidupan yang lebih baik, aman, damai, dan
sejahtera.
Sekilas Sejarah Yogyakarta
Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah sebuah daerah otonomi setingkat
provinsi, di Indonesia. Ibukota provinsi DIY adalah Yogyakarta, sebuah
kota dengan berbagai predikat, baik dari sejarah maupun potensi yang
ada, seperti sebagai kota oerjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, dan
kota pariwisata. Menurut Babad Gianti, Yogyakarta atau Ngayogyakarta
(bahasa Jawa) adalah nama pemberian dari Paku Buwono II (raja Mataram
tahun 1719-1727) sebagai pengganti nama pesanggrahan Gartitawati.
Yogyakarta berasal dari kata Yogya yang kerta, Yogya yang makmur,
sedangkan Ngayogyakarta Hadiningrat berarti Yogya yang makmur dan yang
paling utama. Sumber lain mengatakan, nama Yogyakarta diambil dari nama
(ibu) kota Sanskrit Ayodhya dalam epos Ramayana. Dalam penggunaannya
sehari-hari, Yogyakarta lazim diucapkan Jogja (karta) atau Ngayogyakarta
(bahasa Jawa). Sedangkan Daerah Istimewa Yogyakarta itu sendiri
sejarahnya dimulai sejak tahun 1945. Beberapa minggu setelah Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, Sri Sultan
Hamengkubuwono IX mengeluarkan dekrit kerajaan (lebih dikenal dengan
Amanat 5 September 1945). Dekrit ini dikeluarkan karena desakan dari
rakyat dan melihat kondisi yang ada di Yogyakarta saat itu. Dekrit
serupa juga dikeluarkan oleh Paku Alam VIII di hari yang sama. Adapun
isi kedua dekrit yang dikeluarkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan
Paku Alam VIII tersebut sama yaitu integrasi monarki Yogyakarta ke dalam
Republik Indonesia. Menurut sejarah dekrit integrasi ini juga
dikeluarkan oleh kerajaan-kerajaan lain di Nusantara. Saat itu wilayah
Kesultanan Yogyakarta (wilayah Sri Sultan Hamengku Buwono IX) adalah,
Kabupaten Kota Yogyakarta (dipimpin oleh Bupati KRT Hardjodiningrat,
Kabupaten Sleman (dengan Bupati KRT Pringgodiningrat), Kabupaten Bantul
(dengan Bupati KRT Joyodiningrat), Kabupaten Gunungkidul (dengan Bupati
KRT Suryodiningrat), dan Kabupaten Kulonprogo (dengan Bupati KRT
Secodiningrat). Sedangkan wilayah Praja Paku Alaman (wilayah Paku Alam
VIII) adalah, Kabupaten Kota Paku Alaman (dengan Bupati KRT
Brotodiningrat), dan Kabupaten Adikarto (dengan Bupati KRT
Suryaningprang). Beberapa waktu kemudian Sri Sultan
Hamengku
Buwono IX dan Paku Alam VIII mengeluarkan dekrit bersama (lebih dikenal
dengan Amanat 30 Oktober 1945) yang isinya menyerahkan kekuasaan
legislatif kepada Badan Pekerja KNI Daerah Yogyakarta. Ini sehari
setelah terbentuknya Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Daerah
Yogyakarta (29 Oktober 1945) yang diketuai oleh Moch Saleh dan wakil
ketua S. Joyodiningrat dan Ki Bagus Hadikusumo. Semenjak itu setiap
dekrit yang dikeluarkan oleh pihak kerajaan tidak hanya ditandatangani
oleh pihak kerajaan saja tapi juga ditandatangai oleh Badan Pekerja KNI
Daerah Yogyakarta yang menyimbolkan persetujuan rakyat atas dekrit yang
dikeluarkan tersebut. Nama Daerah Istimewa Yogyakarta itu sendiri mulai
resmi dipergunakan sejak tanggal 18 Mei 1946. Nama tersebut berdasarkan
Maklumat No. 18 tentang Dewan- Dewan Perwakilan Rakyat di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Pemerintahan monarki terus berjalan sampai
dikeluarkan UU No. 3 Tahun 1950 tentang pembentukan Daerah Istimewa
Yogyakarta dan pengukuhan Kesultanan Yogyakarta dan daerah Paku Alaman
sebagai bagian integral dari Negara Indonesia. Sebutan kota perjuangan
untuk kota ini berkaitan dengan peran Yogyakarta dalam konstelasi
perjuangan bangsa Indonesia pada jaman kolonial Belanda, jaman
penjajahan Jepang, maupun pada jaman perjuangan mempertahankan
kemerdekaan. Yogyakarta pernah menjadi pusat kerajaan, baik Kerajaan
Mataram (Islam), Kesultanan Yogyakarta maupun Kadipaten Pakualaman.
Sebutan kota kebudayaan untuk kota ini berkaitan erat dengan
peninggalan-peninggalan budaya bernilai tinggi semasa kerajaan-kerajaan
tersebut yang sampai kini masih tetap terjaga. Sebutan ini juga
berkaitan dengan banyaknya pusat-pusat seni dan budaya. Sebutan kata
Mataram yang banyak digunakan sekarang ini, tidak lain adalah sebuah
kebanggaan atas kejayaan Kerajaan Mataram. (ZED/Sangkakala)
(diolah dari berbagai sumber)
0 komentar:
Posting Komentar
berilah komentar yang cerdas, jangan mencantumkan link hidup (bikin berat brooo,....)