SINGA BARONG KERIS PETINGGI KARATON
Pada masa Sultan Agung, keris
singa barong di berikan kepada para panglima perang Mataram yang telah berjasa
dalam peperangan. Demikian menurut salah satu keturunan dari trah Hamengkubuwono
II, Eko Supriyono yang melestarikan dan masih aktif dalam pembuatan keris di
kediamannya daerah Taman Siswa, Yogyakarta.Keris singa barong mempunyai bentuk yang
unik, karena pada bagian bawah keris atau bagian gandik terdapat bentuk singa
yang mengartikan sifat kewibawaan. Pada mulut singa yang menganga terdapat
butiran emas yang dimaksudkan untuk meredam penampilan dan sifat galak dari
singa tersebut Hampir tidak pernah dijumpai adanya keris dapur singa barong
yang tidak memakai sumpalan di mulutnya.
Dapur Singa Barong lambang kekuasaan
dan ketegasan bagi raja, patih d a n senapati. Bagian gandik diukir dengan
bentuk miniatur singa sedang berjongkok dengan mulut menganga. Bentuk
singa ini menyerupai kilin, yaitu arca binatang mitologi penunggu gerbang dari
kebudayaan China. Kilin ini banyak dijumpai di bangunan klenteng. Dapur Singa
Barong juga biasa disebut dengan dapur Naga Singa. Bilahnya ada yang berluk
sembilan, tiga, lima, tujuh, sebelas bahkan ada pula yang merupakan keris
lurus. Itulah sebabnya penyebutan nama dapur keris Singa Barong sebaiknya juga
menyebutkan jumlah luknya.
Dalam sebuah versi tentang Perang
Bubat dikisahkan, Putri Dyah Pitaloka tidak bunuh diri, melainkan ikut
bertempur, bahkan berduel dengan Mahapatih Gajah Mada.Sang putri menghunus
Keris Sanga Barong berluk 13 yang merupakan keris leluhur Pasundan peninggalan
pendiri kerajaan Tarumanegara, yang bernama, Prabu Jayasinga Warman. Meskipun
akhirnya gugur, Sang Putri berhasil melukai tubuh Gajah Mada dengan keris
tersebut. Akibat luka itu, Gajah Mada menderita sakit yang tidak bisa
disembuhkan, dan akhirnya meninggal. Dalam versi lain yang lebih populer, Gajah
Mada tidak pernah mati, tetapi patih sakti tersebut muksa, menghilang ke alam
kelanggengan tanpa meninggalkan raga. Menutup perbincangan, lebih lanjut, Pak
Eko (sapaan akrabnya, red) menjelaskan, di dalam sebuah keris terdapat begitu
banyak makna filosofisnya, proses pembuatannyapun cukup membutuhkan waktu yang
lama. Untuk memperoleh inti besi harus mengalami proses penempaan dengan
temperatur tinggi. Bagian-bagian yang bukan inti besi akan terbuang menjadi
abu, hingga kalau ditempa tidak akan mengeluarkan percikan bunga api.
Pamor adalah besi berlipat yang
ditempelkan pada keris, sehingga membentuk warna dan gambar pada permukaan
keris, biasanya terbuat dari batu meteor yang memiliki kandungan nikel yang
bagus. Pamor Singa Barong memiliki pamor pedaringan kebak. Pedaringan adalah
tempat penyimpanan padi yang biasa terdapat di rumah adat jawa yang berada di
tengah.Sedangkan kebak berarti penuh, yang secara keseluruhan memiliki
pengertian rezeki atau tidak kekurangan pangan.Warongko dengan model gayaman
yogyakarta, terbuat dari kayu cendana wangi yang berfungsi sebagai pewangi
keris itu sendiri. Sependhok motif bunton dengan tatahan semen gurdo, yang terdapat
pada permukaan warongko keris. Pada tangkai keris dengan bentuk taman banaran
yang terbuat dari kayu kemuning. Mendak dengan motif kendit,mendak adalah
cincin yang melingkar di tangkai keris. Kalau pada keris singa barong mendak
motif kendit terbuat dari bahan perak dengan sepuhan emas.
0 komentar:
Posting Komentar
berilah komentar yang cerdas, jangan mencantumkan link hidup (bikin berat brooo,....)