Mahkota Dewa Untuk Berbagai Macam Penyakit
Mahkota Dewa (Phaleriamacrocarpa/Phaleria papuana) merupakan
tanaman yang habitat alamnya berasal dari Papua (Irian Jaya). Sebutan atau nama lain untuk Mahkota dewa cukup banyak. Ada yang
menyebutnya Pusaka dewa, Derajat, Mahkota Ratu, Mahkota Raja, Trimahkota. Di
Jawa Tengah, orang menyebutnya dengan nama makuto dewo, makuto rojo,
atau makuto ratu. Orang Banten menyebutnya raja obat. Nama ini diberikan
karena pohon ini mampu mengobati aneka penyakit. Sementara itu, orang Cina
lebih suka menyebutnya pau atau“ShianThno”yang berarti obat pusaka. Tidaklah mengejutkan jika beberapa orang pun
meng-Inggris-kan namanya menjadi The Crown of GOD.
Mahkota Dewa
adalah tanaman aperduk yang bisa mencapai ketinggian lima meter. Ia dapat
tumbuh dari ketinggian 10 m dpl (diatas permukaan laut) hingga 1.200 m dpl.Bahan
yang dapat dimanfaatkan untuk obat dari tanaman mahkota dewa adalah daging buahnya.
Buahnya berwarna merah bila sudah matang. Ukurannya bervariasi mulai dari
sebesar bola ping-pong sampai buah apel. Semakin tua warna buah semakin gelap,
daging buahnya berwarna putih rasanya sepet.
Padahal buah mahkota dewa itu sangatlah beracun apabila tidak diolah
terlebih dahulu. Buah yang dipanen adalah yang sudah benar-benar matang, sehat
dan tidak terkena penyakit. Cirinya tampak segar, tidak ada cacat sedikitpun
dan warnanya merah marun.
Buah yang baik dibersihkan dengan air lalu jemur. Untuk mempercepat
pengeringan, buah diiris tipis-tipis terlebih dahulu. Sebaiknya dengan pisau
anti karat. Pengeringan dilakukan selama 3-4 hari. Setelah kering, disangrai
selama 5 menit diatas api kecil untuk menghilangkan bakteri, sehingga aman
untuk digunakan.
Kandungan senyawa
kimia yang terdapat pada buah mahkota dewa terdiri dari golongan alkanoid,
tanin, flavonoid, fenol, saponin, lignan. minyak aisri dan sterol. Senyawa
lignan baru yang terdapat dalam daging buah mahkota dewa berfungsi sebagai anti
kanker dan antioksidan. Buah mahkota dewa ini memiliki Efekfarmakologi: anti
tumor, anti disentri, anti insekta, mengobati eksim, hepatotoksik dan anti bodi.
Seorang ahli
farmakologi dari Fakultas Kedokteran UGM, dr. Regina Sumastuti, berhasil
membuktikan bahwa mahkota dewa mengandung zat antihistamin. Zat ini merupakan
penangkal alergi. Dengan begitu, dari sudut pandang ilmiah, mahkota dewa bisa
menyembuhkan aneka penyakit alergi yang disebabkan histamin, seperti biduren,
gatal-gatal, selesma, dan sesak napas. Penelitian dr. Regina juga membuktikan
bahwa mahkota dewa mampu berperan seperti oxytosin atau sintosinon yang dapat
memacu kerja otot rahim sehingga persalinan berlangsung lebih lancar.
Dra. Lucie Widowati dari Puslitbang Farmasi dan Obat
Tradisional Depertemen Kesehatan.“Saya meneliti Mahkota Dewa dari tahun
2003,”ujar Lucie. Hasilnya menunjukkan, biji mahkota dewa sangat toksik.
Sementara buahnya tidak. Lucie juga menyimpulkan zat dalam buah mahkota dewa
meliputi alkaloid, tanin, saponin, flavonoid, polifenol.
Dalam abstraksi laporannya, Lucie menyebutkan buah
Mahkota Dewa bersifat sitotoksik terhadap sel kanker rahim (sel HeLa) dan sel
leukemia. Menurunkan kadar gula darah, menurunkan asam urat. Bersifat
antioksidan sebagai scavenger radikal bebas. Juga menurunkan kadar asam urat.
Sementara itu
menururt hasil penelitian Dra. Vivi
Lisdawati Msi,Apt dari FMIPA
Universitas Indonesia, membuktikan bahwa kandungan senyawa
kimia golongan alkaloid, terpenoid, lignin (polifenol), flavanoid dan
juga senyawa resin dalam mahkota dewa adalah golongan senyawa kimia yang
berkaitan dengan aktivitas anti kanker dan antioksidan. Namun demikian, menurut
Dra. Vivi Lisdawati Msi,Apt, berdasarkan hasil pengujian ekstrak mahkota dewa
memiliki toksisitas yang sangat tinggi sehingga pemanfaatannya sebagai obat
tradisional harus dengan takaran yang sangat berhati-hati.
0 komentar:
Posting Komentar
berilah komentar yang cerdas, jangan mencantumkan link hidup (bikin berat brooo,....)